Kamis, 28 April 2011

Goa Tengkorak dan Goa Lojang

 



BUKIT dengan tebing tegak berwarna putih, khas daerah karst, dihiasi pohon-pohon tinggi menjulang, sebagian ditutup kabut tipis berwarna putih. Mendung tebal menggantung di langit Desa Kesungai, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur, sekitar 145 kilometer sebelah barat daya Kota Balikpapan.
Ketika menanyakan lokasi Goa Tengkorak kepada seorang ibu yang kebetulan melintas di jalan desa itu, dia tidak langsung menjawab. Matanya malah menatap penuh rasa aneh. “Wah, mana berani saya pergi ke sana,” jawabnya sambil menunjukkan lokasi goa itu berada.

Ternyata, bukan hanya petunjuk lokasi goa didapat, tetapi juga tambahan rasa takut. Mendengar kata tengkorak di dalam goa, yang terbayang adalah misteri menakutkan. Tetapi, mana ada hantu di siang hari….

Goa Tengkorak terletak di tengah sebuah tebing kapur tegak berwarna putih. Ketinggian tebing itu sekitar 50 meter, dan ceruk itu berada pada ketinggian sekitar 30 meter.

Goa itu sebenarnya hanya sebuah ceruk di tebing, ruangan dengan tinggi sekitar 1,5 meter, lebar 2 meter, panjang 3 meter. Tapi, di ujung ceruk itu masih ada sebuah lorong sempit yang entah seberapa panjang ke dalam tebing. Goa di gunung karst bisa jadi di luar tampak kecil, namun sebenarnya sebuah lubang ke perut Bumi yang besar dan panjang.

GOA ini berisi puluhan tengkorak dan tulang belulang manusia. Saat ini ada 35 tengkorak dan 170 tulang belulang serta sejumlah serpihan tulang. Menurut Derom, warga Desa Kesungai, saat ini ada satu tengkorak yang disimpan di Museum Negeri Kalimantan Timur (Kaltim) di Tenggarong.

Menurut warga, tulang belulang manusia yang disusun rapi itu adalah mayat nenek moyang mereka.

Perjalanan menuju ke tempat wisata ini sudah sangat mudah karena berada di sebuah desa yang terletak di pinggir jalan trans Kalimantan Balikpapan-Banjarmasin. Tepatnya berada di sebelah kanan jalan dari arah Balikpapan ke Banjarmasin.

Sebuah papan petunjuk kecil dipasang di pinggir jalan. Jarak dari jalan utama hingga goa sekitar empat kilometer dengan jalan tanah, namun bisa dilewati kendaraan roda empat hingga Desa Kesungai.

Perjalanan ke goa yang berada di pinggiran desa itu menyeberangi dua sungai dan jalan setapak sekitar satu kilometer. Ada dua jembatan gantung dari kayu yang bisa dilewati motor sehingga memudahkan perjalanan ke goa.

Tidak perlu susah-susah lagi untuk naik ke atas tebing karena sudah dibangun tangga dan menara menuju ke ceruk berisi tengkorak itu. Namun, obyek wisata ini nasibnya sangat merana. Masih sedikit pengunjung yang datang.

Tangga dan menara yang dibangun memang memudahkan pengunjung hingga ke mulut goa, tapi terasa mengganggu keaslian dan suasana misterius yang ada. Meskipun demikian, berada sendirian di tempat itu, dengan hanya bunyi serangga dan gemerisik dedaunan dari tumbuh-tumbuhan yang menjulur di tebing, tetap saja membuat bulu di tengkuk berdiri. Apalagi jejeran tengkorak yang disusun rapi itu terlihat seperti sedang menyeringai.

Kondisi tengkorak di goa itu sebagian masih utuh dan sebagian pecah. Demikian juga tulang belulangnya. Sebagai obyek wisata alam dan sejarah di Kaltim, tidak banyak literatur apalagi kajian ilmiah untuk meneliti keberadaan tengkorak-tengkorak di goa itu.

Informasi yang ditulis oleh penjaga goa bernama Rahmit di sebuah kertas dengan tinta biru di mulut goa menyebutkan, tengkorak berasal dari mayat warga di sekitar goa itu. Dahulu, warga belum mengenal agama dan mayat-mayat tidak dikuburkan.

Mayat itu hanya diletakkan dalam sebuah lubang kayu yang sengaja dibuat. Baru satu tahun berikutnya, setelah mayat tinggal tengkorak dan tulang belulang, dibongkar dan diletakkan di ceruk atau goa- goa di dinding batu. Sebelum memindah tengkorak, diadakan upacara dan pesta khusus.

Hanya inilah informasi yang ada mengenai misteri Goa Tengkorak.

SELAIN Goa Tengkorak, Desa Kesungai masih memiliki satu goa lagi yang sebenarnya lebih misterius namun indah. Goa itu bernama Goa Lojang, terletak sekitar satu kilometer dari Goa Tengkorak, juga berada di tengah sebuah tebing tegak bukit kapur setinggi kurang lebih 75 meter.

Goa ini sangat besar dengan lubang-lubang bercabang dengan stalagtit dan stalagmit yang indah. Menurut Derom (40), penjaga goa, kedalaman goa ini belum diketahui. Namun, dia pernah menyusuri goa hingga satu hari dan belum sampai ke ujungnya.

Selain di tebing, mulut goa juga berada di atas puncak bukit hingga goa ini bisa disebut gabungan antara goa vertikal dan goa horizontal. Untuk menaiki mulut goa di tebing, disediakan tangga dan menara.

Di lingkungan goa yang gelap dan lembab, hidup burung walet, meski tidak banyak. Sekali lagi, informasi yang minim mengenai keberadaan goa ini membuat kecewa karena tidak tercantum dalam buklet atau leaflet wisata di Kaltim.

Akibatnya, tidak mungkin untuk melakukan penelusuran ke dalam goa, karena kegelapan abadi langsung menyergab begitu melangkah sekitar 50 meter ke dalam goa. Lubang kecil dari atas bukit, yang terletak sekitar 25 meter dari mulut gua, tidak banyak membantu penerangan.

Tanpa peralatan caving, keindahan hanya bisa dinikmati di sekitar mulut goa, sambil melihat hamparan desa dan pepohonan di bawahnya. Di mulut gua terdapat tiang-tiang batu yang menyambung dasar dan atap goa. Lalu ada stalagtit dan stalagmit dengan bentuk-bentuk yang indah.

Hanya itu yang bisa dinikmati akibat minimnya informasi. Namun, misteri yang memesona dan kekecewaan bisa mengundang petualang untuk datang kembali, suatu saat. Siapa berani?

Kamis, 07 April 2011

Arti Dari Sebuah Katta "EMO"




kata emo merupakan kependekan dari kata emosional. Emo, emo, emo dan emo. Adalah sebuah istilah yang sekarang ini sering sekali kita dengar baik lewat televisi, radio, percakapan sehari-hari serta digembar-gemborkan khususnya anak-anak muda. Apa sih emo itu? Malah ada juga yang berkata “emo- skinhead-punk”. Wah, terus apa pula hubungannya dengan Skinhead-punk? Apa Emo adalah bagian dari Skinhead-punk? Atau apalah!
Pertanyaan menarik yang muncul karena sebuah kerancuhan serta ketidakpastian disekitar yang menjadikan “kabur” mengenai Emo itu sendiri. adalah hal-hal yang ingin gw angkat, namun hanya berdasarkan tinjauan atribut yang dikenakan. Menurut gw, secara tidak langsung atribut dan benda dapat menjelaskan kronologis kejadian yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan atau evolusi.

     Pada dasarnya, segala sesuatu di dunia ini pasti akan mengalami perubahan. Dan ini berlaku diberbagai aspek kehidupan. Hal ini wajar terjadi jika dihubungkan dengan manusia sebagai makhluk Tuhan yang diciptakan memiliki akal dan pikiran yang dinamis. Skinhead, Punk, dan kaum-kaum subkultur sejenis lainnya, pasti tidak akan terelakkan dari hal yang berhubungan dengan evolusi. Singkatnya, Emo adalah sebuah bentuk evolusi dari kaum skinhead-punk.

Emotion Hardcore biasanya disebut (istilah ngetrendnya) Emo, adalah sebuah gaya hidup, fashion dan budaya yang baru saat sekarang ini mulai nge-boom di seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia. Emotion berasal dari bahasa Inggris, berarti emosi atau perasaan seseorang yang ingin diekspresikan. Sedangkan Hardcore adalah sejenis aliran musik yang memiliki tipe raungan gitar dan hentakkan drum yang dimainkan keras.

      Dilihat dari sejarah munculnya, Emo adalah cabang atau yang lebih tepatnya adalah bentuk perkembangan dan evolusi dari Skinhead dan Punk. Emo muncul pertama kali sekitar pertengahan tahun 1980 di Washington, dan pertama kali diperkenalkan oleh band beraliran punk-melodic, DC Scene. Seperti artinya (emotion), lagu yang diusung lebih banyak mengandung unsur-unsur emosi dan perasaan seperti cinta, kasih sayang, rasa marah, kesal, dan segala sesuatu yang berhubungan erat dengan asmara dan perasaan seseorang.Sekitar tahun 1990, emo semakin berkembang. Dibuktikan dengan banyak bermunculan band-band baru seperti Rites of Spring, Embrace, One Last Wish, Beefeater, Gray Matter, Fire Party, Slightly later, dan Moss Icon. Pada tahun inilah emo mencapai puncak-puncaknya. Sering dengan waktu banyak pula terjadi pencabangan dalam aliran emo sendiri. Menurut Billy Joe Amstrong, gitaris band beraliran punk melodic Green Day (secara tidak langsung ia sendiri juga yang mempelopori revitalisasi emo kembali muncul di publik), emo adalah sebuah gabungan antara punk dan gothic. Sebuah karya besar jika kedua mainstream (sikap independen yang dilakukan kelompok-kelompok anak muda tertentu, berhubungan dengan kultur pop kaum muda) ini dipadukan. Dan bukan hal yang mustahil jika keduanya digabungkan akan tercipta sesuatu yang fantastis. Kesamaan keduanya mampu berkolaborasi dan saling melengkapi.
Dan sebagai cara untuk membedakan bahwa ini adalah sesuatu yang baru, perlu suatu adanya upaya penonjolan jati diri. Dengan atribut gabungan keduanyalah sebuah aliran dan lifestyle baru ini mampu diterima. Sebuah ideologi dapat diterima jika memiliki sesuatu sebagai identitasnya dan mampu menunjukkannya pada umum.

      Namun, kaum skinhead-punk yang masih tetap memegang idiologi “asli” skinhead, berpendapat bahwa emo adalah bentuk kehancuran Skinhead-Punk. Dikatakan kehancuran karena idiologi anti kemapanan yang selalu diikrarkan oleh kaum Skinhead, sudah tidak bermakna lagi, kalah dan ditelan oleh bentuk kapitalisme dan kemapanan.
Emo tidak pantas dianggap sebagai skinhead-punk karena tidak mencirikan sebagai sesuatu yang anti dengan kemapanan. Ditegaskan lagi dengan segala jenis atribut yang mereka (Emo) yang lebih menonjolkan kemewahan, merk. Sudah jelas mereka bukan Skinhead-punk yang sebenarnya. Emo hanyalah sebuah bentuk kapitalisme musik, ideologi yang dikemas dan menyusup rapi ke dalam ideologi skinhead-punk yang selama ini sudah berakar kuat.